Rabu, 12 Oktober 2016

Sejauh Mata Memandang di Rinjani

Its Not The Mountain We Conquer , but Our Selves  .
From Mountain We Can See The World


Pengalaman mendaki Rinjani walau tidak sampai ke puncaknya , akan membekas abadi dalam ingatanku , keindahan alamnya luar biasa  .

Setelah mencari beberapa operator pendakian Rinjani ,  maka pilihan kami jatuh di Ahmed Expedition  dengan paket  3hari 2malam dengan fasilitas penjemputan dari bandara dan diantar kembali ke perjalanan berikutnya .

Perjalanan kami menuju Rinjani , besar kemungkinan batal dikarenakan banyak penerbangan ke Bali dan Lombok di batalkan karena debu vulkanik erupsi Gunung Raung .
Didalam hatiku berkata , jika memang kami di ijinkan untuk mendaki Rinjani , maka besok pesawat kami bisa terang ke Lombok , jika tidak diijinkan , tidak apa apa , kami tidak akan menyesal atau merasa tidadk beruntung , karena ini adalah kejadian alam yagn tidak bisa dihindarkan .Mungkin dilain kesempatan kita bida pergi ke Rinjani .

Ternyata  kesabaran kami di jawab dengan Penerbangan menuju Lombok ontime dan tidak ada halangan  . Terima kasih Yang Maha Kuasa atas ijin dari Mu.

11 July 2015 , kami berangkat menuju Lombok

Setibanya di desa Senaru ,basecamp Ahmed Expedition , kami disuguhi minuman hangat , dan di briefing di pendopo dengan peta Rinjani yang terpampang besar di dinding pendopo .

Adapun rute yang disaran kan kepada kami adalah :

Hari 1  :Pilihan kami adalah jalur Senaru  menuju Plawangan Senaru ( nginap 1 malam )
Hari 2 : Plawangan Senaru - Danau Segara Anak - Plawangan Senaru ( nginap 1 malam )
Hari 3 : Perjalanan kembali ke basecamp desa Senaru

Fasilitas yang diberikan antara lain :
1. Guide
2. Porter untuk perlengkapan camp , masak dll
3. Makan 3x sehari  ( Nasi Goreng , Indomie kuah yang maknyuss, tahu tempe goreng dengan sambal lombok uleg , Lumpia sayur, spaghetti ,  dll )
4. Tea break + buah
5. Toilet portable
6. Menginap di pondokan Ahmed Expedisi untuk memulihkan stamina sebelum perjalanan menuju Rinjani di mulai .

Team kami hanya 4 orang , Saya , teman dan 2 adik laki laki .

Jalur Senaru merupakan jalur yang akan melewati hutan tropis  selama lebih kurang 6 Jam termasuk istrahat makan siang , setelah itu akan menuju Plawangan kita akan mendaki bebrapa bukit dengan  kondisi tanah , pasir , dan bebatuan . Karena waktu itu kami menjadi di bulan July dan kebetulan cuaca  bersahabat , maka kondisi tanah kering dan berdebu .

Selama perjalanan , kami sepakat , bahwa kita harus senantiasa sabar menghadapi medan selama perjalanan  , tidak terburu buru , tetapi senantiasa dapat mengukur diri , setiap 10 langkah pendakian , kami meraik nafas dalam 3 kali..begitulah sampai kami bisa melalui hutan tropis dengan baik dan tepat waktu  .

Setelah sekitar jam 3 sore , kami keluar dari hutan tropis dan memasuki jalur kering , bukit berpasir dan berbatu , karena sore itu begitu terik maka mentalku agak drop , panasnya sungguh membakar kulit dan wajah , jalan menanjak terus  , tetapi sepanjang rute banyak sekali pendaki menyemangati kita agar tetap semangat .

Tiba di Plawangan , disuguhi dengan pemandangan matahari terbenam dan dari kejauhan tampaklah Gunung Agung dari Bali  . Kelelahan selama pendakian di hari pertama terbayarkan sudah .



Sunset shine heal my soul
Picture taken by Semut Keriting  
Kami sangat beruntung karena dimalam hari angin lebih bersahabat , dingin menusuk tetapi angin tidak merusak tenda kami , karena menurut porter, beberapa malam lalu banyak tenda rusak karena hembusan angin yang sangat kencang dimalam hari .

Di Hari kedua , perjalanan kami dimulai dengan jalan yang menurun ke arah danau Segara Anak .
Rute ini menurut saya pribadi adalah rute yang paling menantang .jalurnya sulit dengan jalan kecil yang curam , sebelah kanan langsung jurang  , tetapi pemandangannya luar biasa dengan Gunung Baru Jari ditengah Danau Segara Anak .

On our way to Danau Segara Anak
Picture taken by Semut Keriting

Setelah tiba di Danau Segara Anak , kami pun menuju ke arah permandian airpanas untuk melepaskan lelah dan makan siang  .
Perjalanan menurun ke Danau Segara Anak lebih berat dari mendaki kembali ke arah Plawangan

Seluurh energi terkuras karena di hari yang sama kami melakukan penurunan dan pendakian Danau Segara Anak .Tiba kembali di Plawangan  , kami kembali di suguhi keindahalan alam yang begitu luar biasa ... tra daaaa...ini dia  bonus dari alam untuk kami :


The Sea of Cotton Cloud  From Plawangan Senaru
Picture taken by Semut Keriting





 Perjalanan kami menurun dari Plawangan ke sisi Hutan Tropis , karena stamina kami maish ok, sehingga esok hari kami akan tiba lebih awal untuk kembali ke desa Senaru  .
Sepanjang jalan menurun menuju sisi hutan tropis ditemani oleh sinar matahari senja  , Warna keemasan , dengan rumput kering berwarna emas, dan kapas kapas puti terbentuk dari awan awan dan langit senja yang indah .

Golden sunset with Sea of Cotton Cloud
Picture taken by Semut Keriting  
Tropical Rain Forest 
                                                                   

Di Hari ketiga dengan semangat kami berjalan menurun menuju kembali ke Hutan Tropis Senaru  .. perjalanan menurun bagi saya lebih capek dibandingkan dengan mendaki , kaki serasa tidak lagi berada pada posisinya , kekuatan lutut dan engkel mata kaki benar benar terkuras .

Ketika kami mendengar para pendaki lainnya berteriak... sudah tiba di Gerbang Desa Senaru..kegembiraan kami  memuncah :) semua tersenyum..semua sudah terbayarkan .

Mendaki gunung bukanlah untuk menaklukkan gunung itu , tetapi belajar bersabar , belajar rendah hati , belajar melawan batas diri sendiri , menyemagati diri sendiri , bahwa kita bisa selangkah demi selangkah  .

Mendaki gunung , bertemu dengan banyak orang yagn tidak kita kenal , tetapi kenapa kita merasa mereka adalah saudara kita , kita bisa saling menyemangati , tanpa merasa curiga atau rasa perbedaan lainnya . Itulah Keajaiban dari Gunung  .












Tidak ada komentar:

Posting Komentar